Hybrid Learning Sebagai Solusi Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

Hybrid Learning Sebagai Solusi Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19

BERBAGAI kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah dalam rangka menyikapi tingkat penyebaran Covid-19 agar dapat segera diatasi. Tak tertinggalpun masalah kegiatan pembelajaran di berbagai satuan pendidikan di masa pandemi Covid-19 yang diatur melalui Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Nomor 03/KB/2020), Menteri Agama (Nomor 612 Tahun 2020), Menteri Kesehatan (Nomor HK.01.08/Menkes/502/2020) dan Menteri Dalam Negeri(Nomor 119/4536/SJ)  tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Coronavirus Deaseas 2019 (COVID-19) yang di dalamnya salah satunya mengatur tentang pola pembelajaran “Hybrid Learning” yang diselenggarakan secara daring baik untuk satuan pendidikan SMA/SMK/MA maupun Perguruan Tinggi, dengan tetap mengacu kepada protokol kesehatan yang sangat ketat.

Awal tahun 2021 Kemdikbud mengizinkan sekolah kembali untuk pembelajaran tatap muka, karena adanya keluh kesah dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ). Berbagai kajian pun dilakukan dengan hasilnya bahwa masih belum efektifnya PJJ yang mengakibatkan adanya masalah terutama psikomotorik peserta didik. Akhirnya muncul terobosan baru yan relevan dengan kondisi pandemi saat ini tanpa mengurangi terhadap hasil mutu pendidikan melalui pembalajaran tatap muka berbasis pola hybrid learning.

Literature Review

Hybrid learning merupakan pola pembelajaran yang dikombinasikan dengan pertemuan tatap muka dalam durasi yang terbatas. Tujuannya adalah untuk meningkatkan interaksi sosial antara Dosen/Guru dengan mahasiswa/siswa. Hybrid dimaksudkan terhadap perputaran jadwal belajar siswa dengan jumlah siswa yang melaksanakan tatap muka 30-50 persen.

Ada 5 hal yang harus diperhatikan dalam menjalankan Hybrid Learning yang dapat diadopsi dari penerapan teori Keller, Gagne, Bloom, Merrill, Clark dan Grey. Kelima hal tersebut adalah: Live Event (sebagai pembelajaran langsung atau pembelajaran tatap muka –disingkat PTM- yang dilakukan secara sinkronous dengan waktu dan tempat yang sama atau waktu yang sama tetapi tempat yang berbeda), Self-paced learning (sebuah metode dengan mengkombinasikan pembelajaran mandiri di mana siswa dapat belajar kapan saja, dimana saja secara daring), Collaboration (yang memungkinkan kolaborasi antara siswa dengan guru baik selama proses pembelajaran, baik satu arah maupun dua arah), Assesment (artinya guru harus melalukan pengujian dengan metode daring maupun metode luring baik berupa tes maupun proyek), dan kelima Performance support materials (dukungan bahan ajar yang serba digital  dan dapat diakses dengan mudah oleh siswa baik secara daring maupun luring).

BACA JUGA:

·  Gunung Anak Krakatau Erupsi, Abu Mengarah ke Pulau Jawa

·  Ciremai Duo Ultra Challenge, Didukung Kapolres Ciko dan Dispora, Siapkan Tim Teknis Prokes

Model Hybrid Learning pun telah digagas oleh A. Masson et al dalam penelitiannya, dimana terdapat 8 kegiatan pembelajaran atau “The 8 Learning Events” yang harus dilakukan. Dimana aktivitas siswa harus membuat sesuatu, memiliki inisiatif, melakukan praktikum, mengeksplorasi materi pembelajaran, menerima materi pembelajaran, melakukan debat dengan sesama, melakukan uji coba atau eksperimen serta memiliki daya fikir yang efektif dan mendalam (Masson et al., 2008)

Implementasi Hybrid Learning

Sebagai implementasinya, melalui kajian Riset Keilmuan dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Hybrid Learning pada masa Covid-19 di SMK Cendekia Kota Cirebon. Penelitian ini berjalan atas kerjasama kedua belah pihak antara STMIK IKMI Cirebon dengan SMK Cendekia Kota Cirebon. Dari penelitian tersebut ada beberapa kegiatan yang melibatkan Guru, Staff dan tamu undangan SMK Cendekia, kegiatan pertama dilakukan dengan workshop Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Hybrid Learning pada masa Covid-19 di SMK Cendekia Kota Cirebon yang telah dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2022 dengan narasumber dari Seamolec Bapak Ilham Penta, MM dan Bapak Dr Dadang Sudrajat, S.Si, M.Kom.

Dalam prakata oleh Kepala Sekolah SMK Cendekia Kota Cirebon Ibu Zahrotun Nisa, S.Pdi mengatakan perkembangan pembelajaran harus mengikuti kemajuan teknologi dalam hal ini hybrid learning, metode ini sangat diharapkan ketika pandemi Covid-19 agar guru di SMK Cendekia tetap produktif dan siswa tetap ada kegiatan belajar mengajar. Kemudian minimnya sosalisasi dari dinas atau lembaga terkait sehingga metode pembelajaran di kelas harus berganti dengan pembelajaran dari rumah. Sedangkan menurut bapak Dr. Dadang sudrajat S.si , M.Kom dimana beliau sebagai Ketua Periset dalam penelitian ingin membantu kegiatan belajar mengajar di SMK Cendekia Kota Cirebon dengan mengenalkan metode hybrid learning untuk kalangan guru smk dan staf.

Berita berlanjut di halaman berikutnya:

BACA JUGA:

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: